Kades Pesa, Taufik |
WARTA BIMA,- Sedikitnya, 650 Kepala Keluarga (KK) yang berdomisili di Desa Pesa Kecamatan Wawo, saat ini menjerit akibat mengalami krisis air bersih. Bahkan jeritan hati ribuan warga Desa Pesa tersebut sudah berlangsung selama 20 hari terakhir.
Krisis air bersih ini terjadi akibat rusak (mampet)nya pompa tendon sumur bor pada bak induk yang berlokasi di depan lapangan Kantor Desa Pesa. Kedalaman sumur bor hasil proyek APBD beberapa tahun silam itu sendiri diketahui mencapai 130 meter.
Kepala Desa Pesa, Taufik kepada awak Media ini, Kamis (25/7) mengaku, untuk menyikapi kesulitan air yang dialami ribuan warganya tersebut, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dan langkah-langkah yang nyata. Salah satunya meminta bantuan dari pihak Pemerintah Daerah, terutama pada sejumlah Dinas (OPD) terkait yang ada di lingkup Pemkab Bima.
Alhasil, perjuangan dan kerja kerasnya demi memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya tersebut hanyalah sia-sia belaka. Karena tak satupun OPD yang memiliki alat (Mesin) penyedot lumpur untuk sumur bor dengan kedalaman 100 meter keatas.
Taufik menyebut, mestinya Pemerintah Daerah, khususnya Dinas-Dinas yang berkaitan dengan program pengadaan air bersih, jangan hanya memprioritaskan proyek Bor Air dan jaringan perpipaanya. Akan tetapi, mesin penyedot lumpur untuk sumur dalam juga harus dipikirkan, karena keberadaan sebuah mesin sedot sangatlah penting untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih, seperti yang dialami oleh ribuan masyarakat Desa Pesa saat ini.
"Sendainya, pekerjaan sedot lumpur yang mampet pada sumur dalam ini bisa dilakukan secara manual, kita gotong royong saja, tapi ini harus menggunakan mesin dan alat-alat lainnya. Makanya, saya harap Pemerintah Daerah, terutama ibu Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri bisa membantu melepaskan kami dari belenggu kesulitan air ini. Lagipula air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat, tidak terkecuali seluruh warga saya yang ada di Desa Pesa," pungkas Taufik.
Mantan prajurit TNI ini menambahkan, akibat macetnya sulpay air dari pompa sumur bor, plus nihilnya mesin penyedot lumpur tersebut, ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Pesa dalam 20 hari terakhir ini terpaksa membeli air bersih dari truk (Mobil) tangki dengan harga yang dibanderol mencapai, Rp. 100 sampai 150 ribu per tangki.
"Kasihan masyarakat kalau beli air terus seperti ini untuk kebutuhanya sehari-hari. Ibu Bupati harus peduli dengan penderitaan yang dialami oleh ribuan warga Desa Pesa Kecamatan Wawo ini," tandasnya. (WB-01)