Kota Bima Mendapat Nilai MCP Peringkat 1 di NTB


WARTA BIMA,- Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, S.E menghadiri Vicon Rapat Koordinasi Program Pemberantasan Korupsi Pemerintah Daerah dan Peluncuran Indikator MCP 2023 oleh KPK, Selasa (21/3).

Dalam Rakor yang berlangsung di Aula Kantor Walikota Bima tersebut, Walikota Bima di dampingi oleh Sekda, Seluruh Staf Ahli, Asisten, Kepala Perangkat Daerah, Kabag serta Seluruh Camat dan PPK di lingkup Pemerintah Kota Bima.

Rakor tersebut dilaksanakan untuk membahas serta memonitoring pencapaian kinerja program pencegahan korupsi yang dilaksanakan pada setiap Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia, melalui aplikasi MCP serta akan dilakukannya Peluncuran Indikator baru dalam program aplikasi MCP 2023.

Monitoring Center for Prevention atau yang sering disebut MCP, merupakan aplikasi terintegrasi yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memudahkan monitoring dalam upaya koordinasi pencegahan korupsi, dan MCP sendiri telah diterapkan oleh jajaran Pemerintah Kota Bima dalam tata kelola pemerintahannya.

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE dalam sambutannya menyampaikan bahwa sampai saat ini Kota Bima mendapat capaian nilai MCP 96 persen dan berada pada peringkat No. 1 skala NTB dan No. 12 Skala Nasional.

"Sampai saat ini nilai MCP kita berada di 96 persen dan alhamdulilah Kota Bima pada saat ini No 1 diseluruh NTB dan No. 12 diseluruh Indonesia", ucapnya.

H. Lutfi menegaskan, untuk seluruh OPD yang belum mencapai seratus persen untuk segera menyelesaikannya sampai dengan tanggal 31 Maret Tahun 2023 mendatang. "Bagi setiap OPD pada daftar ini yang belum mencapai nilai seratus persen untuk segera menyeleseikannya sebelum batas waktu yang telah ditentukan", tegasnya.

Walikota HML berpesan kepada setiap OPD yang belum mencapai seratus persen untuk terus berkoordinasi dengan LPBJ. Jika menemukan kesulitan dalam mengisi MCP tahun ini segera koordinasikan dengan LPBJ jangan ditunda-tunda. "Saya tidak ingin jika kredibilitas kita turun dari tahun kemarin yang telah mencapai seratus persen," pungkas H. Lutfi (WB-01)