Kondisi Terkini Lapangan Umum Wawo |
WARTA BIMA,- Pekerjaan Proyek Penataan Lapangan Umum Kecamatan Wawo kini menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, proyek dari Dinas PUPR Kabupaten Bima yang dibanderol seharga, Rp. 199 juta tersebut dinilai sangat amburadul.
Buruknya kualitas proyek yang dikerjakan oleh CV. OQKI PUTRA pada akhir tahun 2022 tersebut menuai protes keras dari sejumlah elemen masyarakat. Karena keberadaan lapangan umum merupakan salah satu ikon milik Kecamatan Wawo.
Sejumlah tokoh masyarakat, dan para pemuda Wawo kepada awak Media ini mengungkapkan, salah satu bukti amburadulnya pekerjaan proyek lapangan umum tersebut, karena kondisi permukaan tanahnya sampai saat ini masih bergelombang layaknya deburan ombak yang terjadi di laut lepas.
Mestinya, setelah dimasukan tanah urung, seluruh areal lapangan tersebut harus diratakan sekaligus dipadatkan lagi dengan alat berat seperti Walas dan sejenisnya. Namun yang terjadi sekarang, kondisi lapangan justru semakin parah seperti kubangan lumpur yang bergelombang, karena permukaan tanahnya baru sebagian kecil yang dipadatkan.
"Kami menilai, pihak pelaksana yang mengerjakan proyek ini bukan memperbaiki, tapi justru merusak lapangan yang ada. Pekerjaan macam apa ini," ujar mereka.
Oleh karena itu, sejumlah masyarakat Wawo mendesak kontraktor yang bersangkutan, agar segera memperbaiki kondisi lapangan. Paling tidak melanjutkan proses pemadatan tanah yang tampak bergelombang tersebut dengan sebuah mobil Walas. Karena berdasarkan informasi yang mereka terima bahwa pekerjaan proyek lapangan itu belum tuntas sampai sekarang.
"Desakan kami ini tentunya sangat beralasan, sebab anggaran untuk membiayai perbaikan lapangan umum Wawo ini sudah dibayar lunas oleh pihak Pemkab Bima pada akhir Desember 2022 lalu," cetus mereka.
Sejumlah masyarakat Wawo ini menambahkan, lapangan umum Wawo merupakan pusat dari berbagai kegiatan yang dihajatkan oleh Pemerintah dan masyarakat Kecamatan Wawo, seperti upacara hari-hari besar, pertandingan sepak bola dan kegiatan penting lainya. Untuk itu, lapangan ini harus dibenahi dengan baik, terutama permukaan tanahnya harus diratakan dan dipadatkan dengan alat berat seperti Walas dimaksud.
"Pokoknya, kalau lapangan tidak padat dan rata, kami akan melaporkan kasus ini ke ranah hukum. Makanya kami minta Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap masalah ini. Jangan hanya mau mencari keuntungan, sementara mutu dan kualitas pekerjaan diabaikan," kecam sejumlah warga Wawo tersebut.
Ditempat terpisah, seorang warga yang bermukim di sebelah timur lapangan umum Wawo, Junaidin, mengaku sangat kecewa dengan sikap kontraktor yang tidak menyelesaikan pekerjaan. Padahal anggaran yang digelontorkan untuk proyek perbaikan lapangan tersebut mencapai, Rp. 199 juta.
Kalau dihitung-hitung, anggaran yang dihabiskan untuk proyek yang terkesan amburadul tersebut hanya sekitar, Rp. 60 juta. Karena uang yang dikeluarkan baru untuk pembayaran tanah urung dan biaya pengangkutanya saja, yang diperkirakan hanya mencapai, Rp. 40 juta. Plus sewa alat berat Eksavator dan Walas hanya dua hari.
Mantan Kades Maria Utara ini mengungkapkan, biasanya harga tanah urung sekaligus dengan biaya pengangkutanya hanya, Rp. 100 ribu per mobil (Damtrek). Jadi kalau jumlah pengangkutanya sebanyak 400 kali, berarti hanya, Rp. 40 juta, plus sewa alat berat 20 juta. Totalnya baru, Rp. 60 juta saja yang habis, sementara anggaran untuk proyek lapangan Wawo ini mencapai, Rp. 199 juta.
"Jadi dikemanakan sisa uang yang masih sangat banyak ini. Kalau kerja proyek harus tuntas jangan setengah hati seperti ini," pungkas Junaidin.
Syarif Ndae, ST |
Sementara itu, PPK Proyek yang juga Kabid Cipta Karya pada Dinas PUPR Kabupaten Bima, Syarif Ndae, ST, ketika dikonfirmasi awak Media ini menjelaskan bahwa pekerjaan proyek lapangan umum Wawo sudah selesai pada akhir tahun 2022 kemarin.
Kalaupun kondisi lapangan tersebut sebagian masih bergelombang akibat belum dipadatkan dengan alat berat (Walas). Pihaknya mengaku tidak mengetahui secara pasti tentang persoalan tersebut, karena yang lebih tahu pekerjaan proyek lapangan umum Wawo ini adalah Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Bima yang purna tugas, H. Sunardi.
"Intinya, anggaran untuk proyek ini sudah dibayarkan semua pada akhir tahun 2022 lalu. Kalaupun hasil pekerjaannya terkesan amburadul dan belum tuntas, itu urusanya pelaksana proyek di lapangan," pungkasnya. (Red)