Kepala KPH MDM Bertekad Alihkan Tanaman Jagung ke Kayu Putih

Ahyar, S. Hut

WARTA BIMA,- Untuk menghijaukan kembali lahan milik masyarakat khususnya yang tersebar diwilayah Maria Donggomasa. Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan-Maria Donggomasa (BKPH-MDM) bertekad akan mengalihkan komoditi Jagung ke tanaman Kayu Putih.

Kepala BKPH-MDM, Ahyar, S. Hut, kepada awak Media ini mengatakan, mulai musim tanam Tahun 2022 ini, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk merubah pola pikir dan tradisi masyarakat yang selalu mengandalkan tanaman Jagung di lahan-lahan milik mereka ke tanaman produksi Kayu Putih.

"Langkah dan upaya yang saya lakukan ini tidak bermaksud untuk melarang masyarakat menanam jagung. Tapi saya ingin menghijaukan kembali lahan tegalan milik mereka yang akhir-akhir ini sudah banyak yang kelihatan tandus dan gersang," ujarnya.

Menurutnya, untuk mewujudkan impian yang tergolong cukup berat tersebut, pihaknya saat ini telah mendatangkan sebuah program Hutan Rakyat dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas LHK Propinsi NTB Tahun 2022. Program yang berorientasi pada penghijauan lahan ini diperuntukan kepada 14 Kelompok Tani Hutan yang tersebar di wilayah Kecamatan Wawo, Sape, Lambu, Langgudu dan Wera, dengan luas lahan secara keseluruhan mencapai 650 Hektar (Ha).

Dalam program ini lanjut Ahyar, sebanyak 14 kelompok tani yang tersebar pada lima kecamatan tersebut mulai musim hujan tahun ini akan melakukan penanaman bibit Kayu Putih, Klengkeng, Kemiri dan sejumlah jenis pohon lainya di seluruh lahan tegalan milik masyarakat yang bernaung dibawah kelompok tani masing-masing. "Saat ini, ribuan bibit untuk program hutan rakyat itu sudah didroping ke masing-masing kelompok. Hanya saja, proses penanamanya baru bisa dimulai pada awal musim hujan nanti," imbuhnya.

Diakuinya, dalam program ini pihaknya ingin membantu masyarakat dengan mencoba mengembangkan tanaman Kayu Putih dan Klengkeng di lahan seluas 650 Ha tersebut. Diharapkan kedepan, dua jenis tanaman produksi ini bisa menjadi sumber pendapatan yang sangat besar dan menjanjikan bagi masyarakat setempat. Apalagi saat ini sudah ada Pabrik pengolahan minyak kayu putih di Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. 

Jika tanaman Kayu Putih ini berhasil dan sukses, maka bukan hanya lahan milik masyarakat yang hijau kembali. Tapi yang lebih istimewanya lagi, wilayah Maria Donggomasa bakal menjadi salah satu sumber kayu putih terbesar di Indonesia. "Saya yakin, tingkat perekonomian masyarakat pun akan semakin meningkat dari hasil kayu wangi dan kaya manfaat ini," cetusnya.

Pohon Kayu Putih

Ahyar menambahkan, dipilihnya kayu putih ini karena harganya cukup mahal, bahkan bisa dipanen tiga kali setahun. Sementara jagung hanya sekali dalam setahun. Selain itu, kayu putih juga bisa bertahan pada kondisi iklim yang panas, bahkan makin panas makin hijau. "Intinya tiga jenis tanaman kayu putih, klengkeng dan kemiri ini bisa tumbuh besar di daerah yang panas," akunya.

Oleh karena itu, pihaknya sangat mengharapkan kepada seluruh masyarakat yang menanam kayu putih, klengkeng dan jenis lainya tersebut, agar nantinya bisa menjaga dan memelihara dengan baik sejumlah pohon yang telah ditanam di lahan miliknya masing-masing. Apalagi jumlah bibit yang akan ditanam melalui program ini mencapai 400 pohon per hektar.  

"Kalau masyarakat serius mau menjaga dan merawat bibit kayu putih, klengkeng dan kemiri yang sudah ditanam ini, saya yakin pendapatan ekonomi mereka pasti semakin meningkat. Lebih indahnya lagi, tanah-tanah tegalan milik mereka pun kedepan bakal hijau kembali seperti dulu," pungkas Ahyar. (WB-01)