Kegiatan Kemah Paskibra di Wawo Mengancam Keselamatan Siswa

Camat Wawo Didampingi Kapolsek dan Danramil Wawo, saat Membuka Kegiatan Perkemahan 

WARTA BIMA,- Pelaksanaan Kemah Paskibra Tingkat SMP, MTs, SMA, SMK dan MA se-Kabupaten dan Kota Bima di lapangan umum Kecamatan Wawo yang dimulai Senin awal pekan lalu mendapat sorotan tajam dari sejumlah elemen masyarakat, terutama para wali murid.

Pasalnya, kegiatan perkemahan yang direncanakan berlangsung selama lima hari tersebut, dinilai dapat mengancam keselamatan siswa (Peserta). Karena anak-anak dipaksakan untuk tidur dan beraktivitas diatas lapangan yang becek dan penuh dengan genangan air lumpur. Kondisi ini akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah Wawo dan sekitarnya dalam dua hari terakhir.

Sejumlah orang tua siswa di Kecamatan Wawo kepada awak Media ini mengungkapkan, kegiatan Kemah Paskibra yang diikuti oleh anak-anak mereka bersama ratusan peserta lainya dari berbagai sekolah di Bima tersebut, dianggap tidak memberikan manfaat yang positif bagi para peserta. Namun justru mudarat dan kesengsaraan saja yang didapat oleh para siswa dari sebuah arena perkemahan dimaksud.

"Sebenarnya kegiatan kemah ini tujuanya sangat baik untuk melatih mental dan karakter disiplin anak-anak. Tapi kemah yang satu ini bisa menimbulkan petaka bagi para peserta, terutama anak-anak kami yang ada di Kecamatan Wawo," ujar para wali murid.  

Kenapa demikian? Karena pada kegiatan kemah paskibra ini, seluruh peserta terutama anak-anak mereka terpaksa harus tidur dan istrahat didalam sebuah tenda yang basah bahkan diatas lapangan yang becek. Akibat persoalan ini, para orang tua siswa mengaku sangat khawatir dengan kondisi kesehatan anak-anaknya, karena jangan sampai jatuh sakit gara-gara mengikuti kegiatan kemah tersebut.

Kecemasan dari sejumlah wali murid ini tentunya sangat berasalan, karena sejak dimulainya perkemahan Senin lalu hingga saat ini, lokasi perkemahan terus diguyur hujan lebat yang mengakibatkan sebagian besar tenda penginapan para peserta digenangi air hujan, bahkan ketinggian air di dalam tenda tersebut disinyalir ada yang mencapai 5 cm.

"Kami menilai kegiatan kemah ini bukan mencerdaskan anak bangsa. Tapi justru mau membunuh anak-anak kami, karena dipaksa tidur kedinginan diatas genangan air dan lumpur. Kasihan sama anak-anak kita dong," cetus mereka.

Miris, Lokasi Perkemahan Becek dan Berlumpur

Akibat kondisi cuaca yang tidak menyenangkan tersebut, sejumlah wali murid ini mendesak pihak panitia untuk segera membubarkan perkemahan tersebut. Karena musim hujan seperti ini tidak tepat untuk mengadakan kegiatan perkemahan, lagipula kemah ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari. 

"Daripada anak-anak kami yang jatuh sakit dan kedinginan terus akibat kena air hujan, lebih baik kemah itu dibubarkan saja. Ini semua demi menjaga kesehatan dan keselamatan anak-anak kami," kecam sejumlah wali murid.

Informasi yang diendus awak Media ini menyebutkan, sejumlah peserta dan guru pembina dari sekolah lain yang mengikuti perkemahan tersebut sudah pulang lebih awal pada Selasa kemarin. Kepulangan mereka ini disinyalir akibat tidak tahan dengan kondisi lapangan yang becek dan tenda penginapan yang terus digenangi air hujan.
Sementara itu, salah seorang panitia Kemah Paskibra yang dikonfirmasi Media ini menjelaskan, lokasi perkemahan yang becek dan berlumpur itu bukan kesalahan panitia, tapi murni disebankan oleh faktor alam, apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan.
Peserta Kemah Paskibra Tahun 2022

"Meski begitu, kami melihat sampai saat ini belum ada peserta yang jatuh sakit. Jadi saya minta orang tua siswa tidak perlu khawatir, karena kondisi kesehatan anak-anaknya sejauh ini masih tetap sehat semuanya," pungkasnya. (WB-01)