Indra Gunawan
WARTA BIMA,- Pernyataan kontoversial Sekda Kota Bima, H. Mukhtar Landa yang menyebutkan uangnya habis untuk wartawan, rupanya memantik kemarahan dari sejumlah insan Pers di Bima, terutama para Jurnalis yang tergabung dalam wadah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kota dan Kabupaten Bima.
Ketua PWI Kota Bima, Indra Gunawan mengecam keras pernyataan Sekda Kota Bima tersebut. Karena statemen yang dilontarkan oleh seorang Muhtar Landa ini dianggap telah melukai profesi para Jurnalis. Tidak hanya wartawan di Bima, tapi di seluruh Indonesia. Apalagi pernyataan itu disampaikan saat apel gabungan di hadapan seluruh pegawai lingkup Kota Bima.
"Kalaupun ada pemberian uang rokok kepada beberapa oknum wartawan, jangan menyebut wartawan secara keseluruhan," ujar Gunawan, Kamis (5/10).
Menurutnya, para Jurnalis berkerja dengan landasan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999. Saat bertugas setiap wartawan harus mentaati kode etik, salah satunya, jurnalis tidak boleh menerima suap. Jika saja uang milik Sekda Kota Bima habis diberikan kepada LSM dan wartawan, maka harus jelas uang itu diberikan untuk apa?. Supaya tidak melahirkan penafsiran yang justru menciderai profesi wartawan. Kemudian memunculkan kontroversi dan menciptakan kegaduhan.
Gunawan menyebutkan, Pers itu sebagai pilar keempat demokrasi, setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Perannya jelas dan penting untuk perkembangan demokrasi. Maka sepatutnya mendapat apresiasi yang tinggi juga dari para pemangku kepentingan. "Bukan malah direndahkan dan dilecehkan seperti ini," sesalnya.
Sebagai pejabat tinggi daerah lanjut Gunawan, seorang Sekda mestinya bisa memilih dan memilah pernyataan yang perlu dan tidak disampaikan di ruang publik, bukan sebaliknya berbicara seenaknya seperti itu. "Jelas kami sangat tersinggung dan terluka, makanya kami mengecam keras pernyataan Sekda ini," pungkasnya.
Menindaklanjuti pernyataan Sekda tersebut, PWI akan menggelar pertemuan dengan sejumlah organisasi pers lain untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. |