WARTA BIMA,- Sesuai Hasil pantauan lapangan Pemerintah Kabupaten Bima melalui, Tim Bidang Perhutanan Rakyat Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Bima yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas LHK, Jaidun, S. Hut menyebutkan bahwa gumpalan yang terjadi bukanlah tumpahan minyak, tapi dugaan sementara berasal dari lumut atau ganggang laut.
Kadis LHK melalui Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Bima, Suryadin, S.S. M.Si dalam siaran Persnya mengatakan, untuk memastikan apa sebenarnya yang terjadi dan apa pula penyebab dari munculnya fenomena ini, pihak DLH Kabupaten Bima telah mengambil sampel air laut dan gumpalan tersebut untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium. Namun untuk menyimpulkan penyebab pasti dari fenomena tersebut baru bisa diketahui setelah ada hasil dari laboratorium.
Dari pengamatan sementara oleh Tim DLH, fenomena yang terjadi di Teluk Bima tersebut lebih menjurus ke "Sea snot" yakni, suatu lendir laut atau ingus laut adalah sekumpulan organisme mirip mukus yang ditemukan di laut. Sifatnya yang mirip gelatin dan krim umumnya tak berbahaya, namun dapat mengandung virus dan bakteria, termasuk E. coli. Lendir laut sering muncul di Laut Tengah dan baru-baru ini menyebar ke Laut Marmara Turki. Salah satu penyebabnya karena pemanasan global, juga banyaknya buangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu yang terakumulasi selama ini menuju ke Teluk Bima serta akibat naiknya temperatur air laut.
Suryadin menambahkan, kerusakan tersebut berdampak jangka panjang pada biota laut seperti ikan yang mati dan kesehatan manusia. Oleh karenanya, semua pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pemulihan lingkungan di perairan Teluk Bima tersebut. (WB-01)