Kota Bima, WARTA BIMA- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima yang kini berubah status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Bima, telah menerapkan pola satu pintu untuk efektifitas pelayanan di setiap ruangan. Sejak beberapa waktu lalu system pelayanan yang dikelola oleh direktur RSUD Bima sangat berbeda dari sebelumnya.
Direktur RSUD Bima, drg. H Ihsan, Phd, menyatakan pihaknya baru baru ini mengubah system pelayanan di rumah sakit yang dipimpinnya, dari pelayanan setiap bagian ke pola satu pintu, tujuannya untuk efektifitas dan kemudahan bagi pasien dan keluarganya agar bisa terlayani cepat dan efektif. “Mereka tidak lagi kesulitan harus membayar setiap pelayanan di setiap ruangan yang berbeda,” katanya kepada Media ini (1/12).
Dokter alumni UGM Jogyakarta ini mengungkapkan, dalam penerapan pola satu pintu yang diinisianya itu, awalnya banyuk yang tidak suka, akan tetapi dengan niat yang ihklas untuk kebaikan pelayanan, hal itu harus dilakukan, dan semua orang harus sadar bahwa pelayanan dasar kesehatan tidak boleh dibikin sulit. “Oleh karena itu Kita tidak perlu kuatir yang terpenting adalah bagaaimana melayani dengan pola yang mudah bagi masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini beberapa ruangan BLUD sedang dalam proses dibangun, semua dibuat berlantai 3, jika tidak dalam suasana covid, semua gedung itu seharusnya sudah selesai pada tahun ini, akan tetapi dengan kemampuan yang terbatas tersebut satu unit ruangan IGD akan selesai akhir tahun ini. “Untuk pembangunan ruangan lain akan segera menyusul, semua masuk pada proses akhir, dan semoga tahun depan sudah bisa diselesaikan,” katanya.
Ia menyebutkan, anggaran yang dibutuhkan dalam membangun semua gedung saat ini sekitar 100 juta lebih, dan memakan waktu sekitar 4 tahun, sumber dananya dari Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan Pemda, dan juga dari BLUD sendiri, khusus anggaran dari BLUD telah dilakukan audit. Saran dari tim audit anggatran baru boleh digunakan untuk pembangunan BLUD hars menyimpan anggaran operasional selama tiga bulan. Itu dimaksudkan agar tidak mengganggu operasional internal. “Pembangunan gedung tidak mengganggu opereasional tiap bulan,” katanya.
Dijelaskannya, setiap bulan BLUD menghabiskan sekitar Rp3,8 miliar lebih untuk biaya alat dan perawatannya, jumlah itu juga termasuk pembayaran jasa Pelayanan bagi perawat dan dokter serta kebutuhan lain. (tim)