Proyek DAK di SDN 1 Maria Wawo, Mangkrak


Tiga Ruang Kelas yang Telah Dibongkar di SDN 1 Maria

Wawo, WARTA BIMA- Pelaksanaan proyek rehab pada sejumlah gedung Sekolah Dasar (SD) yang tersebar diwilayah Kecamatan Wawo, saat ini sudah hampir rampung seratus persen. Namun sayangnya, satu sekolah yakni, SDN 1 Maria belum disentuh sama sekali oleh pihak pelaksana proyek dalam hal ini, CV. Sinar Fauziah.

Akibat mangkraknya proyek yang menghabiskan uang negara senilai, Rp. 318 juta tersebut. Sejumlah Wali Murid dan anggota Komite SDN 1 Maria kepada Media ini, mengaku kecewa bahkan sangat geram dengan sikap kontraktor yang tidak melanjutkan proses renovasi gedung sekolah setempat. Parahnya lagi, seluruh bagian atap pada tiga ruangan kelas yang direhab itu, sudah dilakukan pembongkaran sejak dua bulan yang lalu. Namun sampai detik ini, proses pekerjaanya belum juga dilanjutkan oleh pihak pelaksana proyek tanpa alasan yang jelas.

"Kami melihat, progres pekerjaan pada Sekolah-sekolah lain yang mendapat jatah proyek DAK di Kecamatan Wawo, saat ini rata-rata sudah mencapai 90 persen. Sementara di SDN 1 Maria masih nol persen, karena pekerjaanya belum juga dimulai sampai sekarang," ujar mereka.

Sejumlah wali murid dan komite sekolah ini menilai bahwa kontraktor yang dipercayakan oleh pemerintah untuk mengerjakan proyek rehab di SDN 1 Maria tersebut, tidak memiliki itikad baik untuk membangun dan memperbaiki gedung sekolah. Buktinya, bagian atap tiga ruang kelas hanya bisa dibongkar, setelah itu ditinggalkan begitu saja oleh pihak pelaksana proyek yang bersangkutan. "Makanya kami minta, kontraktor itu harus segera melanjutkan pekerjaan proyek rehab di SDN 1 Maria, jangan justru kabur dan lari dari tanggungjawab seperti ini," ujar mereka.

Foto: Papan Nama Proyek DAK di SDN 1 Maria

Anggota komite dan para walimurid tersebut menambahkan, mestinya setiap pembangunan sekolah, baik itu bangun baru maupun rehab ruang kelas harus diselesaikan dengan cepat minimal sesuai kontrak oleh pihak pelaksana proyek, jangan dibiarkan terbengkalai (Mangkrak) seperti ini. Karena keberadaan gedung sekolah sangat penting untuk kelancaran proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa mulai dari tingkat SD sampai SMA. Contohnya, kalau proyek di SDN 1 Maria ini tidak dilanjutkan, maka secara otomatis KBM siswa pasti terganggu. Apalagi sejak dibongkarnya tiga ruang kelas tersebut sampai sekarang, proses KBM siswa terpaksa dialihkan ke ruang UKS dan ruangan lain dengan sistem roling masuk pagi dan siang khusus untuk anak-anak kelas I dan II di sekolah setempat.

"Untuk itu, kami minta kepada pihak pemerintah, terutama Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, agar bisa menyikapi persoalan ini secara serius. Jangan justru diam dan bungkam seperti yang terjadi saat ini," pungkas sejumlah walimurid dan anggota komite SDN 1 Maria tersebut.

Sementara itu, pelaksana proyek yang hendak dikonfirmasi awak Media ini tidak bisa ditemui. Nomor HPnya pun tidak bisa dihubungi karena lagi of (Mati). (WB-01)