Mataram, tabaca.my.id.- Alhamdulillah, tren kasus positif Corona di NTB dalam dua hari terakhir ini mulai menunjukkan penurunan drastis. Per Rabu kemarin, hanya ada penambahan 3 kasus baru. Sementara Kamis (30/4/20) ini tidak ada penambahan kasus baru.

“Bahwa pada hari ini, Kamis, 30 April 2020 telah diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB, sebanyak 8 (delapan) sampel swab dengan hasil semuanya negatif,” kata Sekda NTB selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, dalam rilisnya yang diterima media ini.

Dengan tidak adanya tambahan kasus baru terkonfirmasi Positif Covid-19 dan tidak adanya tambahan kasus sembuh baru, serta tidak adanya kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB per Kamis ini masih bertahan di angka 230 orang.

Dengan perincian 31 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 195 orang masih positif dan dalam perawatan dengan keadaan baik.

Lebih lanjut, Sekda menyatakan, Hingga press release ini dikeluarkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 526 orang dengan perincian 341 orang (65%) PDP masih dalam pengawasan, 185 orang (35%) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 16 orang PDP meninggal.

Sementara untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 4.993 orang, terdiri dari 744 orang (15%) masih dalam pemantauan dan 4.249 orang (85%) selesai pemantauan. Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 3.072 orang, terdiri dari 1.981 orang (64%) masih dalam pemantauan dan 1.091 orang (36%) selesai pemantauan. Sedangkan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 51.365 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 11.487 orang (22%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 39.878 orang (78%).

Sekda meminta kepada seluruh pasien Covid-19 agar tetap taat dan disiplin mengikuti seluruh SOP proses isolasi dan perawatan/pengobatan yang sedang dilakukan.

“Sikap kooperatif penting dalam rangka melindungi keluarga dan orang-orang terdekat kita agar tidak tertular Covid-19. Diharapkan juga agar masyarakat dapat secara bijak menggunakan media sosial, tidak mendokumentasikan serta menyebarkan foto, video dan informasi yang dapat menimbulkan kepanikan serta berita hoax. Kita optimis bahwa dengan kedisipilinan dan semangat gotong royong dari kita semua untuk melakukan pencegahan bersama, Insya Allah wabah ini akan segera berakhir,” beber Sekda

Selain itu, Sekda mengucapkan terima kasihnya kepada masyarakat yang telah berperan aktif dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19 dengan tetap tinggal di rumah, memakai masker jika keluar rumah dan menghindari kerumunan, physical distancing minimal dua meter, serta selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. 

Penulis : Mustamin M. Nur 
Editor : Mustamin M. Nor

Arsyad (kanan) saat berpose bersama mantan WalokotaJakarta, Sandiago Uno

Pertanyaannya, dalam situasi seperti sekarang ini, Apakah, seorang penguasa yang menunjukan sikap baik disela-sela, daerah tengah dilanda krisis pandemik politik dan pandemik corona, dapat di anggap sebagai seorang yang baik, adil, bijak dan perhatian terhadap warganya?.
Bisa saja.!! Tetapi ukuranya perlu diperhatikan sebelumnya apakah sikap seperti itu pernah ditampilkan sebelumnya, terkadang penguasa kerap menyadari kelalalainya itu, ketika mendekati pergantian kekuasaan, mereka berubah menjadi baik, padahal sebelumnya, menganggap dirinya seorang penguasa dan bukan pelayan masyarakat yang melayani sesuai tujuan dasar kekuasaan. dalam pengandaian saya watak penguasa semacam itu seprti watak "janus", bersikap baik, adil, bijak, manakala Dia" membutuhkan yang nilai keuntungan bagi dirinya dan bersikap buruk ketika tidak menginginkan sesuatu pada warganya.

Tilaku, tutur seperti itulah yang ditampilkan dan dipertontongkan oleh seorang penguasa daerah sekarang ini, bukan menampilkan hasil kinerja dan reputasi keberhasilan yang menyenangkan hati rakyat, jangan dikira warganya bodoh dan tidak paham.

Dalam keadaan tertentu seperti keadaan saat ini, penguasa sering tampil di khalayak umum, bergaya seperti bagaikan seorang pujangga ditemani oleh para kolega-temannya, yang sering menyanjung tutur dan argumen-nya itu, mereka tampil menunjukan esisten diri dan berusaha menyakinkan kepada seluruh warganya dan kehendak memberi pesan bahwa dia adalah penguasa yang adil dan bertanggung jawab dan penuh perhatian pada seluruh warganya.

Sikap seperti itu justru akan memunculkan pertanyaan sinis apakah sikap mereka itu sesuai dengan hasil kinerja, reputasi kebijaksaannya. Dan secara empris bahwa realitas mengatakan bahwa presentasinya masih sama alias stacknan atau jalan ditempat serta tidak punya arah tujuan yang jelas mau dibawah kemana daerah ini.

Dan untuk mewujudkan impian daerah perlunya peletakan dasar pembangunan yang berorientasi pada masa depan dan keadaan seperti saat ini kondisi daerah tidak membutuhkan tutur, argumen apapun, itu tidak cukup mampu untuk meyakinkan lahirnya kesejahteraan dan kemajuan dan butuh kerja kongkrit yang melahirkan tunas baru kedepan akan berbuah manis untuk menjamin stabilitas disegala spektrum kehidupan pemerimtah dan masyarakatnya.

Dan untuk itu para penguasa perlu belajar dan mengambil hikmah pada pengalaman yang lalu-lalu, dimana orang-seorang yang dikatakan adil, bijaksana dan penuh perhatian itu, dalam pengandaian saya seperti seorang 'Gembala ternak" selalu setia menemani ternaknya dan bersedia menghantarkannya ternaknya dimana ladang subur yang menghasilkan rumput terbaik yang diperlukan oleh ternaknya.

Itulah kesimpulan tentang orang-seorang yang baik, adil dan bijaksana.  

Dapatkah dikatakan bahwa seorang penguasa yang setiba menjadi, baik, adil, bijak, ketika wilayahnya terjadi krisis pandemik? Dia hadir ditengah-tengah masyarakat dengan membawa sekantong bingkisan dan amplop yang berisi secuil recehan sebagai bentuk kebaikan diri pribadinya sebagai seorang penguasa terhadap warganya.

Sikap itu makin memperkokoh dan mengatakan bahwa dirinya adalah penguasa bukan pelayan masyarakat yang melayani, gaya penampilan penguasa seperti ibarat dia' sedang menumpang gelombang krisis pademik covid.19, untuk membangun terus bagi kepentingan dirinya. Tipe penguasa bukanlah serperti seorang pedagang melakukan transaksi.

Dia tipe melayani.Dan tilaku penguasaan semacam itu' dapatkah dijadikan teladan? jawabannya tentu TIDAK.

Ada pepatah kuno, mangatakan bahwa bagaimanapun orang dianggap baik adil, bijak oleh teman dan warganya, belum tentu dia seperti itu dan dia bisa juga berubah menjadi seorang pencuri. Lebih lanjut penguasa serakah, mereka yang sangat lihai diantara manusia dalam hal mencuri dan melanggar sumpah mereka dan ciri itu dimiliki oleh para penguasa sekarang ini, mereka menunjukan sikap adil ketika mereka membutuhkah nilai yang menguntungkan bagi dirinya. Begitulah cerminan wajah para penguasa kita saat ini.

BINAR (Bincang Nalar)

Ada pepatah kuno, mengatakan, anda jangan takut salah dan mencela para penguasa, karena sikap-seperti itu, bisa membuka jalan bagi penguasa untuk mempertajam kebenaran, kebijaksanaan serta keadilan.

Salam.
Penulis adalah 

Direktur Utama
CV.Lestari Agro Techno Farm
dan
Pernah bekerja bergabung dalam:
KEPENGURUS FOKKA JABOTABEK, KETUA BIDANG EKONOMI



Mataram, tabaca.my.id.- Selain adanya tambahan kasus baru positif COVID-19 di NTB sebanyak 21 kasus, Sekda NTB selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 NTB, H. Lalu Gita Ariadi, juga mengkonfirmasi jumlah pasien yang sembuh sebanya 8 orang per Sabtu (28/4/20) ini.

“Setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan semuanya negatif,” ungap Sekda dalam press releasenya.

Kedelapan pasien yang dinyatakan sembut tersebut, yakni :

Pasien nomor 26, an. Tn. SR, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Selong Kabupaten LombokTimur;

Pasien  nomor  34,  an.  Tn.  R,  laki-laki,  usia  45  tahun,  penduduk  Kecamatan  Kediri Kabupaten Lombok Barat;

Pasien nomor 52, an. Tn. T, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur;

Pasien nomor 53, an. Tn. LAM, laki-laki, usia 39 tahun, penduduk Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur;

Pasien nomor 54, an. Tn. M, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Terara, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur;   

Pasien nomor 58, an. Tn. MA, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Korleko Selatan, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur;

Pasien nomor 66, an. Tn. KA, laki-laki, usia 39 tahun, penduduk Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur;

Pasien nomor 99, an. Ny. N, perempuan, usia 62 tahun, penduduk Desa Bengkel Selatan, Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat.

Sejak Tanggal 8 April 2020 lalu, 2 pasien petama dinyatakan sembuh, adanya penambahan 8 orang sembuh hari ini merupakan jumlah kasus sembuh harian terbanyak yang pernah terkonfirmasi.

Penulis : Mustamin M. Nur
Editor : Mustamin M. Nur



Mataram, tabaca.my.id.- Tambahan kasus harian positif COVID-19 di NTB kembali melonjak. Yakni bertambah sebanyak 21 Kasus positif baru, per Selasa (28/4/20) ini.

Lonjakan dengan angka yang sama pernah terjadi pada Tanggal 20 April lalu, yang kemudian memuncak Tanggal 23 April dengan tambahan kasus sebanyak 38 kasus.

Dengan total 227 kasus positif Covid-19 di NTB per hari ini, posisi NTB semakin jauh menyalip Provinsi Bali (215 kasus) di urutan ketujuh secara nasional, berada di bawah Banten (388 kasus).

Penambahan 21 kasus baru ini dikonfirmasi langsung oleh Sekda NTB, H. Lalu Gita Ariadi, selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 NTB, lewat press releasenya yang diterima media ini.

“Bahwa pada hari ini,  Selasa 28 April 2020 telah diperiksa di Laboratorium RSUD Provinsi NTB, Laboratorium Universitas Mataram dan Laboratorium Genetik Sumbawa Techno Park sebanyak 186 sampel dengan hasil 164 sampel negatif, 1 (satu) sampel positif ulangan, dan 21 sampel kasus baru positif Covid-19.” Beber Sekda.

Adapun 21 kasus baru positif tersebut :

Pasien nomor 207, an Tn. J, laki-laki, usia 80 tahun, penduduk Desa Kerujuk, Kecamatan Pemenang, Kabupaten  Lombok Utara.  Pasien  pernah melakukan  perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 208, an. Tn. H, laki-laki, usia 31 tahun, penduduk Desa Karang Desa, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien  nomor  209,  an.  Tn.  D, laki-laki,  usia  28  tahun, penduduk  Desa Teres  Genit, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 210, an. Tn. A, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 211, an. Tn. AM, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Dasan Lendang, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 212, an. Tn. MA, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Desa Lendang Bamben, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 213, an. Tn. M, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 214, an. Tn. M, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Utara dengan kondisi baik;

Pasien nomor 215, an. Tn. AA, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;

Pasien nomor 216, an. An. ZS, laki-laki, usia 10 tahun, penduduk Desa Toya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan anggota asrama Pasien Covid-19 nomor 01. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;

Pasien nomor 217, an. Tn. US, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Desa Gapuk, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD R. Soedjono Selong dengan kondisi baik;

Pasien  nomor  218,  an.  Ny. E,  perempuan, usia  40  tahun, penduduk  Desa Batuyang, Kecamatan  Pringgabaya,  Kabupaten  Lombok  Timur.  Pasien  tidak  pernah  melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah bepergian ke Madura. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;

Pasien nomor 219, an. Tn. A, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Paok Montong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;

Pasien nomor 220, an. Ny. H, perempuan, usia 42 tahun, penduduk Desa Tete Batu Selatan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Timur dengan kondisi baik;

Pasien nomor 221, an. Tn. LRA, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 222, an. Ny. NJ, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Desa Mantang, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 223, an. Tn. LS, laki-laki, usia 50 tahun, penduduk Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 224, an. Tn. MA, laki-laki, usia 19 tahun, penduduk Kelurahan Panjisari, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 225, an. Tn. LR, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Desa Teratak, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 226, an. Ny. IR, perempuan, usia 21 tahun, penduduk Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Luwuk Sulawesi Selatan. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Bima dengan kondisi stabil;

Pasien nomor 227, an. Tn. I, laki-laki, usia 62 tahun, penduduk Plembak, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 170. Saat ini dirawat di RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik.

Selain kasus baru yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 atau menjalani karantina terpusat di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTB, juga terdapat warga NTB yang terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani pemeriksaan dan perawatan serta tercatat sebagai pasien di Provinsi Bali, yaitu :

Tn. MHT, laki-laki, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang,  Kota Mataram.  Pasien  pernah  melakukan  perjalanan  ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani perawatan di RSPTN Udayana Bali dengan kondisi baik.

Hingga press release ini dikeluarkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 503 orang dengan perincian 325 orang (65%) PDP masih dalam pengawasan, 178 orang (35%) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 15 orang PDP meninggal. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 4.891 orang, terdiri dari 808 orang (17%) masih dalam pemantauan dan 4.083 orang (83%) selesai pemantauan. Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 2.887 orang, terdiri dari 1.956 orang (68%) masih dalam pemantauan dan 931 orang (32%) selesai pemantauan. Sedangkan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid- 19 sebanyak 50.167 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 12.451 orang (25%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 37.716 orang (75%).

Penulis : Mustamin M. Nur
Editor : Mustamin M. Nur


Bima, porosntb.com.- Pemerintah Kabupaten Bima lewat Dinas teknis, yakni Dinas Sosial Kabupaten Bima, akhirnya secara resmi mulai merealisasikan penyaluran Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bima Ramah, Senin (27/4/20) siang tadi.

Puluhan kendaraan yang memuat JPS yang berupa paket sembako siap salur tersebut nampak berjejeran di halaman Kantor Bupati Bima mulai pagi hari.

Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, yang ditemani Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer, dan Kepala DInas Sosial Kabupaten Bima, Drs. Andi Sirajudin, MM, beserta pejabat teras lainnya, menyampaikan, bahwa penyaluran JPS Bima Ramah, untuk hari pertama akan disalurkan untuk Kecamatan Bolo menyusul empat kecamatan lainnya yang masuk dalam daftar penyaluran Tahap Satu.

Kenapa Kecamatan Bolo?

Karena kata Bupati, saat ini Kecamatan Bolo merupakan wilayah yang paling terdampak wabah COVID-19. “Hari pertama ini untuk Kecamatan Bolo dulu, mengingat dampak dari COVID-19 paling dirasa di wilayah tersebut. Inshaa Allah berikutnya kecamatan lain akan menyusul,” beber Bupati.

Yang pasti kata Bupati, JPS Bima Ramah ini akan disalurkan secara merata di 191 desa yang tersebar di setiap Kecamatan wilayah Kabupaten Bima.

Untuk itu, dimintanya, kepada seluruh Camat dan Kepala Desa di 191 desa tersebut, untuk memastikan penyaluran JPS Bima Ramah yang bersumber dari APBD Kabupaten Bima itu tepat sasaran. Sembari mengingatkan agar masyarakat yang sudah menerima bantuan PKH, tidak diperbolehkan menerima JPS Bima Ramah, bantuan JPS NTB Gemilang, bantuan lansung tunai (BLT) dari Pemerintah Pusat serta BLT yang nantinya bersumber dari Dana Desa. 

"Saya minta Camat dan Kepala desa untuk mengawasi pendistribusian JPS Bima Ramah, bagi yang sudah terima PKH tidak diperbolehkan mendapatkan, termasuk bantuan penanganan Covid dari Provinsi dan Pusat," tegas Bupati.

Diketahui, penerima manfaat dari JPS Bima Ramah ini kuotanya hanya 100 Kepala Keluarga (KK) per desa. Namun, bagi desa-desa yang menderita langsung dampak COVID-19, secara fleksibel bisa bertambah kuotanya.

“Desa-Desa yang ada pasien COVID-19 agar ditambahkan jumlah penerimanya," cetusnya.

Kepada mayarakat, Bupati menghimbau agar sama-sama bersabar menghadapi situasi di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, yang kata dia belum jelas kapan redanya.

"Mari kita mengedepankan hati yang tulus dan ikhlas dalam bekerja, jangan saling menyalahkan satu dengan yang lain, karena kita yakin tidak ada yang mampu melewatinya kecuali dengan takdir dari Allah SWT," ajak Bupati.

Ia berharap kepada seluruh dinas yang bertugas untuk memastikan penyaluran JPS Bima Ramah di masing-masing kecamatan dan desa berlangsung dengan aman dan baik.

"Penerima bantuan harus disertai dengan administrasi yang lengkap, agar kita semua didalam menyelesaikan tugas ini amanah, betul-betul dapat kita bertanggung jawabkan tidak hanya di dunia tetapi juga dia akhirat," pungkas Bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima, Drs. Andi Sirajudin, MM, mengatakan, sedari awal dinas yang diampunya telah bekerja keras untuk memastikan keakuratan data para penerima manfaat dari JPS Bima Ramah tersebut, sehingga tepat sasaran dan tidak menerima dobel dari Bantuan Sosial lain yang dikecualikan.

“Kita sebagai Dinas Teknis yang menangani Bantuan Sosial, sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan validasi data para penerima manfaat. Dan dalam penyalurannya kita akan terbuka (transparan). Dan saya terus mengingatkan agar kita secara bersama-sama mengawal setiap penyaluran Bansos ini, agar bisa segera dinikmati oleh para penerima manfaat.” Tandas Andi.

Sumber : porosntb.com



Mataram, tabaca.my.id.- Jumlah Kasus Positif COVID-19 di Kabupaten Bima kembali merangkak naik dengan dikonfirmasinya penambahan 4 kasus baru, sehingga per Sabtu (26/4/20) totalnya menjadi 14 orang. Sementara Kabupaten Dompu bertambah 8 orang, total 32 kasus.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bima selaku Ketua Gugus Tugas CPVID-19 NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, merilis, berdasarkan pemeriksaan terhadap 105 sampel swab, hasilnya 82 sampel negatif, 8 sampel (ulangan) positif dan 15 sampel (kasus baru) positif Covid-19.

“Dengan adanya tambahan 15 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19, 2 (dua) orang tambahan sembuh, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (26/4/2020) sebanyak 195 orang, dengan perincian 23 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 164 orang masih positif dan dalam keadaan baik.” Beber Sekda.

Adapun kasus baru tersebut, yakni :

Pasien nomor 181, an. Ny. MD, perempuan, usia 37 tahun, penduduk Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 106. Saat ini menjalani proses karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 182, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani proses karantina di Kota Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 183, an. Tn. I, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 184, an. Tn. R, laki-laki, usia 48 tahun, penduduk Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien  nomor  185,  an.  Tn.  J,  laki-laki,  usia  30  tahun,  penduduk  Desa  Soritatanga, Kecamatan Pekat,  Kabupaten Dompu.  Pasien  pernah  melakukan  perjalanan  ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 186, an. Tn. W, laki-laki, usia 39 tahun, penduduk Desa Nangakara, Kecamatan Pekat,  Kabupaten Dompu.  Pasien  pernah  melakukan  perjalanan  ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 187, an. Tn. J, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Tambora, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 188, an. Tn. RH, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Pekat, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 189, an. Tn. MSR, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Pekat, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 190, an.  Tn. APR, laki-laki, usia  35 tahun, penduduk  Desa Dorobelo, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 61. Saat ini menjalani isolasi mandiri di Kabupaten Dompu dengan kondisi baik;

Pasien nomor 191, an. Tn. LASS, laki-laki, usia 34 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 192, an. Tn. YA, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Oi Saro, Kecamatan Sanggar,  Kabupaten  Bima.  Pasien  pernah  melakukan  perjalanan  ke  Gowa  Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;

Pasien nomor 193, an. Tn. A, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Desa Mangge, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;

Pasien nomor 194, an. Ny. NH, perempuan, usia 20 tahun, penduduk Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 82. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik;

Pasien nomor 195, an. Tn. YY, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru, hari ini juga terdapat 2 (dua) orang yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Dua orang yang telah sembuh tersebut, adalah :

Pasien nomor 11, an. Tn. N, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, dan Pasien nomor 49, an. Tn. ATW, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.

Penulis : Mustamin M. Nur
Editor : Mustamin M. Nur

Sekretaris Dinas Sosial Provinsi NTB bersama rombongan, saat melakukan pengecekan ketersediaan beras dan telur di Gudang Bulog Cabang Bima, Sabtu (25/4/20)

Bima, tabaca.my.id.- Dalam rangka penyaluran bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang NTB untuk Kabupaten dan Kota Bima, Sekretaris Dinas Sosial Pemprov NTB, Drs.H. Supratman Muslim MZ, S.Pd, M.Pd, dan penanggung jawab JPS Gemilang Provinsi NTB, Adiman, S.Pd, yang ikut ditemani Kadis Sosial Kabupaten Bima, Drs. ANdi SIrajudin, MM, dan Kadis Sosial Kota Bima, Drs.H. Muhidin MM serta Kepala Bulog Cabang Bima, melakukan pengecekan ketersediaan beras dan telur di Gudang Bulog Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Sabtu (25/4/20) ini.

Kadis Sosial Kabupaten Bima, menyatakan, bahwa stok beras dan telur sudah tersedia dan sudah dites, sehingga sembako tersebut dinilai sudah layak untuk disalurkan kepada para penerima manfaat.

“Jumlah stok beras dan telur yang tersedia, yaitu beras sebanyak 60 ton dan telur sebanyak 25 ribu ikat.” Ungkap Andi.

Sayangnya untuk Kabupaten Bima, penyaluran JPS Gemilang yang diluncurkan perdana pada Tanggal 16 April 2020 lalu ini, masih menunggu jadwal penyaluran JPS Bima Ramah.

“Biar tidak tumpang tindih,” ujar Andi.

Sementara untuk Kota Bima, Rencananya Senin (27/4/20) pekan depan, sudah mulai disalurkan.

“Inshaa Allah Hari Senin (27/4/20) JPS Gemilang sudah mulai disalurkan. Tapi itu untuk Kota Bima dulu,” terang Andi.

Menyinggung program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pusat yang sebesar 600 ribu per Kepala Keluaga (KK) yang akan dikucurkan mulai April sampai Juni 2020, saat ini masih menunggu informasi dari pusat.

“Untuk data penerima BLT, kami sudah kirim semalam. Kita sampai lembur sampai jam tiga subuh,” tuturnya.

Andi berharap dengan banyaknya bantuan social yang diluncurkan baik oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat, dapat meringankan beban masyarakat yang saat ini tengah kelimpungan secara eonomi akibat pandemic COVID-19.

Sekedar informasi, paket bantuan JPS Gemilang ini diperuntukkan 105.000 KK di seluruh Provinsi NTB. Dimana 73.000 untuk KK Miskin yang belum terakomodir dalam program nasional (PKH dan BPNT). Sedangkan 32.000 KK untuk sektor formal dan informal yang terdampak Covid-19. Dalam satu paket bantuan sembako dan suplemen tersebut senilai Rp 250.000,- per KK per bulan, dan akan diberikan selama tiga bulan. 

Sementara, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, optimis penyaluran program JPS Gemilang NTB ini akan tuntas pada Tanggal 30 April 2020 ini, yang kemudian akan dilanjutkan untu rencana pendistribusian Tahap II, Mei mendatang.

Penulis : Mustamin M. Nur
Editor : Mustamin M. Nur



Mataram, tabaca.my.id.- Satu bulan sudah sejak Pemprov NTB mengkonfirmasi kasus positif COVID-19 pertamanya, Tanggal 24 Maret lalu.

Sampai hari ini, Sabtu, 25 April 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di NTB sudah mencapai 180 kasus, setelah Ketua Gugus Tugas COVID-19 NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, kembali menkonfirmasi penambahan 15 kasus baru.

“Pada hari ini, Sabtu 25 April 2020 telah dilakukan pemeriksaan 81 sampel swab dengan hasil 66 sampel negatif dan 15 sampel kasus baru positif Covid-19,” ungkap H. Lalu dalam press releasenya yang diterima media ini.

Kasus baru positif tersebut, yakni :

Pasien nomor 166, an .Tn. J, laki-laki, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RS Bhayangkara Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 167, an. Tn. U, laki-laki, usia 45 tahun, penduduk Desa Lantan, Kecamatan Batu Kliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 168, an. Ny. M, perempuan, usia 75 tahun, penduduk Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 70. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik;

Pasien nomor 169, an. Tn. M, laki-laki, usia 70 tahun, penduduk Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan keluarga yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;

Pasien nomor 170, an. Ny. M, perempuan, usia 58 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan kondisi baik;

Pasien nomor 171, an. Tn. SS, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 172, an. Ny. I, perempuan, usia 50 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya,  Kota Mataram. Pasien  tidak  pernah  melakukan  perjalanan  ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 nomor 07. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 173, an. Tn. AN, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;

Pasien nomor 174, an. Tn. S, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;

Pasien nomor 175, an. Tn. LI, laki-laki, usia 42 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;

Pasien nomor 176, an. Tn. A, laki-laki, usia 46 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;

Pasien nomor 177, an. Tn. F, laki-laki, usia 40 tahun, penduduk Desa Kekeri, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;

Pasien nomor 178, an. Tn. S, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Desa Gerung Selatan, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan orang yang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Barat dengan kondisi baik;

Pasien nomor 179, an. Tn. LS, laki-laki, usia 66 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik;

Pasien nomor 180, an. Tn. AA, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kota Mataram dengan kondisi baik.

Selain adanya kasus baru tersebut, juga terdapat satu orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Yaitu Pasien nomor 90, an. Tn. SMP, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Jatisela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat.

“Dengan adanya tambahan 15 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19, 1 (satu) orang tambahan kasus sembuh, dan tidak ada kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (25/4/2020) sebanyak 180 orang, dengan perincian 21 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 155 orang masih positif dan dalam keadaan baik.” Rinci H. Lalu.

Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, imbuhnya, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

 Hingga press release ini dikeluarkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 436 orang dengan perincian 278 orang (64%) PDP masih dalam pengawasan, 158 orang (36%) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 15 orang PDP meninggal. Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 4.742 orang, terdiri dari 832 orang (18%) masih dalam pemantauan dan 3.910 orang (82%) selesai pemantauan. Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 2.458 orang, terdiri dari 1.683 orang (68%) masih dalam pemantauan dan 775 orang (32%) selesai pemantauan.

Sedangkan Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 sebanyak 47.617 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 13.346 orang (28%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 34.271 orang (72%).

H. Lalu meminta, untuk menghindari informasi yang tidak benar tentang Covid-19, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi dari sumber-sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi menyediakan laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id, serta layanan Provincial Call Centre (PCC) Penanganan Penyebaran Pandemik Covid-19 NTB  di nomor 0818 0211 8119.

Penulis : Mustamin M. Nur
Editor : Mustamin M. Nur


Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr H Zulkieflimansyah menyerahkan secara simbolis paket sembako program jaring pengaman sosial (JPS) Gemilang NTB terkait wabah COVID-19. ANTARA/HO-Humas Pemrov NTB/am.
Mataram, tabaca.my.id.- Gubernur  Nusa Tenggara  Barat Dr H Zulkieflimansyah mengatakan berdasarkan  informasi dari Universitas Mataram (Unram) yang telah melakukan  simulasi, proyeksi terkait penyebaran  COVID-19 di NTB puncaknya  akan terjadi di pertengahan  bulan Agustus 2020, dengan jumlah kasus positif  diperkirakan sekitar 5.800 orang.

"Data dari  Unram dengan simulasi puncak COVID-19 Agustus nanti dengan perkiraan kasus positif 5.800 orang itu menuntut kita untuk melakukan hal serius mulai  dari sekarang, dan memikirkan dampak terhadap sosial ekonomi kita  di NTB," katanya  di sela penyerahan bantuan paket jaringan pengaman  sosial (JPS) Gemilang   NTB bagi warga Kota Mataram di  aula Pendopo Wali Kota Mataram,  di Mataram, Kamis.

Terkait dengan itu,  dalam menangani  penyebaran  wabah COVID-19 di NTB, gubernur  meminta semua pihak melakukan  hal yang serius  untuk  memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di NTB.

"Kalau pemerintah  dan masyarakat tidak melakukan  hal serius,  maka penyebaran COVID-19 di NTB akan berlangsung lama," katanya.

Di sisi lain, lanjut gubernur, sebagai  upaya mengantisipasi   dampak terburuk akibat wabah COVID-19, ia  meminta  pemerintah  daerah agar memaksimalkan peran usaha mikro kecil  menengah (UMKM) lokal,  baik untuk memroduksi  masker, alat pelindung   diri  (APD)  dan kebutuhan pangan.

"Hal  itu, bisa  berdampak selain  meningkatkan  aktivitas ekonomi,  juga untuk menghidupkan  UMKM lokal  yang ada di NTB agar punya aktivitas untuk  memenuhi kebutuhan  sekala lokal  di  NTB," katanya.

Dengan dilakukannya  pemberdayaan  UMKM  lokal ini, kata dia, diharapkan  ketika pemerintah   sudah tidak mampu lagi  memberikan bantuan,  maka UMKM  di  NTB sudah punya cara untuk mengatasi hidup  sendiri.

"JPS ini  hanya untuk tiga bu Ian, kalau  wabah ini  berjalan  panjang, kita perlu memikirkan  cara untuk mengantisipasi  dampaknya,"  katanya.

Berdasarkan  data jumlah penerima  paket sembako JPS Gemilang Provinsi   NTB tahap pertama bulan  April 2020, tercatat 73.000  kepala keluarga  (KK) menurut data  desil  1,2 dan 3 atau tidak mendapatkan  program dari Kementerian  Sosial.

Sementara  berdasarkan jumlah  data kelompok masyarakat  sektor formal dan informal  serta dunia usaha yang terdampak  COVID-19,  tercatat sebanyak 32.000 KK, sehingga  totalnya  menjadi 105.000 KK. Paket  bantuan   sembako yang berisi antara  lain beras, telur, minyak  goreng  dan gula didapatkan setiap  KK senilai  Rp250 ribu per paket.

"Data  penerima  sebanyak  105.00  KK tersebut,  tersebar  di  10 kabupaten/kota se-NTB, sedangkan untuk di  Kota Mataram sebanyak  2.695 KK," demikian  Zulkieflimansyah.

Sumber : Kantor Berita Nasional, Antara Mataram



Mataram, tabaca.my.id.- Gubernur NTB,  Zulkieflimansyah, mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 19/160/POL-POL/2020 Tanggal 24 April 2020, Tentang Himbauan Untuk Menjaga Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Pada Bulan Suci Ramadhan 1441 H Tahun 2020.

Isi surat edaran tersebut, adalah :

Para pemilik dan pengelola rumah makan, restoran, cafe, rumah makan siap saji, warung, lesehan dan sejenisnya agar menutup sementara kegiatannya terutama pada pagi hari dan siang hari, dan dapat melayani pembeli pukul 16.30 s.d. 04.00 Wita dengan cara pengantaran. Dilarang melayani pembeli yang makan di tempat;

Menutup seluruh aktifitas di tempat hiburan seperti karaoke dan sejenisnya selama Bulan
Ramadhan;

Memanfaatkan penggunaan pengeras suara secara bijaksana dan tidak berlebihan.

Seluruh masyarakat dilarang memperjualbelikan dan/atau membunyikan mercon/petasan dan sejenisnya;

Kepada para Bupati/Walikota se-NTB diharapkan agar turut serta melakukan pengawasan, pemantauan, pembinaan dan penegakan aturan bersama aparat keamanan setempat.

Selanjutnya Gubernur, menyampaikan, Marhaban yaa Ramadhan. Kami mengucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1441 Hijriyah.  Semoga  kita  menjadi  insan-insan  muttaqin  dan  kita  selalu  dalam  pertolongan  dan lindungan Allah SWT. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.

Penulis : Mustamin M. Nur
Editor : Mustamin M.Nur

MARI themes

Diberdayakan oleh Blogger.